Fear - Khalil Gibran


interpertasi aku mengenai puisi dari Khalil Gibran

TAKUT

Aku merasa takut dalam memasuki perubahan, hidupku ini diumpamakan seperti anak sungai yang mengalir bergetar ketakutan memasuki lautan yang dalam dan luas, dengan berbagai kemungkinan yang terjadi, bisa perjalanan tersebut sukses atau menjadi gagal jatuh ke dasar. Banyak hal dapat terjadi, setiap kemungkinan seperti persimpangan jalan kehidupan, mau kemana arah berjalan dengan segala konsekwensinya.

Aku melihat kembali jejak perjalanan yang sudah dilalui, dari puncak gunung kesuksesan dengan perjalanan panjang berliku melalui hutan - hutan dan pedesaan. Perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan, memaluinya bukanlah hal yang mudah, banyak kendala, ada yang berusaha menjatuhkan, ada juga yang nampak mendukung tapi berpura - pura, tetapi aku tetap berjalan tegak menghadapi berbagai hal cobaan. Hal itulah yang membentuk diriku seperti yang sekarang ini.

Sekarang, ketika aku memandang masa depan seperti memandang lautan yang begitu luas, hal itu membuat aku ketakutan sendiri dalam lubuk relung hatiku. Hati ini bertanya bagaimana jika aku tersesat.. seperti apa kehidupanku nanti.. apakah aku mampu mengarungi laut yang begitu dalam dan luas.. 

Aku takut.. sangat takut.. sampai ingin rasanya menangis sendiri disaat tak ada siapapun, bagaimana? gimana? apa yang akan terjadi? .. Semuanya seperti arah ketidak pastian yang akan hilang tersesasat selamanya.

Setiap langkah itu yang akan ada rasa ketakutan, hal itu akan menjadikan kita lebih hati - hati, sebagai manusia akan mengalami "up and down" kehidupan. Tidak semua yang kita inginkan akan menjadi kenyataan, terkadang dengan tidak tercapainya keinginan itu seperti menyelamatkan kehidupan menjadi lebih baik lagi. Salah satunya, ketika jatuh cinta maka sudah pasti ingin dia yang menjadi pasangan hidup, tapi ternyata dia tidak jodoh. Hal tersebut membuat seperti dunia runtuh, tapi setelah sepuluh tahun jumpa lagi maka akan tau bahwa dia memang tak terbaik untuk kita. Hidup dan kehidupan ini memang seperti itu, setiap pelajaran hidup akan mendapatkan hikma kehidupan. 

Yang paling membuat aku takut adalah tidak ada jalan kembali lagi, seperti aliran sungai tidak bisa berbalik arah menjadi hilir ke hulu kembali. Tidak ada satu manusiapun yang bisa membalikkan waktu, Itulah kenyataan hidup... tak bisa kita mengulang waktu walaupun sedetik, Mengulang perjalanan kehidupan merupakan kemustahilan kehidupan.

Seperti anak sungai yang harus masuk ke lautan, dengan masuk ke lautan maka ketakutan itu akan hilang, karena anak sungai akan tau bahwa ini bukan ketakutan memasuki lautan tetapi perjalanan menjadi laut itu sendiri yang utama. 

Sebagai manusia harus mengambil resiko, menjalani setiap keraguan dan kegalauan hidup masa depan, dengan menjalankan perjalanan kehidupan itu akhirnya akan memasuki fase kedewasaan seperti anak sungai menjadi lautan yang dalam dan luas, manusia akan menjadi dewasa dan bijaksana menjalani kehidupan. Hati dan jiwa akan semakin tenang seperti lautan terbentang luas sehingga apapun terjadi dalam kehidupan baik itu suka maupun duka akan dijalani dengan tenang ikhlas. Rasa takut itu bagian dari cara mencintai proses kehidupan, maka kehidupan akan mencintai dirimu.   



Fear 

It is said that before entering the sea
a river trembles with fear

She looks back at the path she has traveled,
from the peaks of the mountains,
the long winding road crossing forests and villages.

And in front of her,
she sees an ocean so vast,
that to enter
there seems nothing more than to disappear forever.

But there is no other way.
The river can not go back.

Nobody can go back.
To go back is impossible in existence.

The river needs to take the risk
of entering the ocean
because only then will fear disappear,
because that’s where the river will know
it’s not about disappearing into the ocean,
but of becoming the ocean.

-- Khalil Gibran

Comments

Popular posts from this blog